Pernyataan
Perang Goliat? Tidak perlu ditanggapi, dia sudah tua dan sakit-sakitan
Kapendam XVII/Cenderawasih,
Kolonel Inf Teguh Pudji Rahardjo menyebutkan pernyataan ultimatum perang yang
dinyatakan oleh Goliat Tabuni, salah satu pimpinan Organisasi Papua Merdeka
(OPM) di wilayah Puncak Jaya itu diduga terkait indikasi dukung-mendukung dalam kelompok OPM pada Pilkada di
Puncak Jaya.
“Pernyataan itu malahan kami
indikasikan sebagai
bentuk saling mendukung kandidat dalam pilkada setempat di dalam kelompok Goliat. Situasi di Puncak Jaya atau wilayah lain, aman-aman saja,” jelasnya kepada Papuappost. Kodam
Cenderawasih juga mengklaim tak mendapatkan surat ataupun sejenisnya yang
menyatakan perang dari kelompok OPM itu. “Kalau menyatakan perang ya ke kami, bukan ke media. Kami
tak menerima langsung pernyataan yang tak bisa dipertanggung jawabkan ini,”
ungkapnya.
Bagi Kodam Cenderawasih, Goliat Tabuni adalah masyarakat biasa yang wajib
dilindungi dan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membangun daerahnya.
Walaupun Goliat memiliki anggota atau anak buah yang sudah bergabung dengan
NKRI, Kodam Cenderawasih masih menunggu Goliat untuk turun gunung dan bergabung
dengan pemerintah.
“Enumbi itu kan pengawalnya. Enumbi sudah menyerahkan diri ke NKRI dan bergabung membangun daerahnya. Untuk pernyataan perang tersebut, ya kami ketawa saja lah. Tak perlu ditanggapi itu. Kami yang dilatih perang saja, justru ingin perang dengan pembangunan, artinya membuka keterisolasian Papua dengan pembangunan,” ucapnya.
“Enumbi itu kan pengawalnya. Enumbi sudah menyerahkan diri ke NKRI dan bergabung membangun daerahnya. Untuk pernyataan perang tersebut, ya kami ketawa saja lah. Tak perlu ditanggapi itu. Kami yang dilatih perang saja, justru ingin perang dengan pembangunan, artinya membuka keterisolasian Papua dengan pembangunan,” ucapnya.
Kodam Cenderawasih mengaku walau sejumlah anak buahnya sudah menyerah dan bergabung dengan NKRI, kelompok Goliat Tabuni masih memiliki kekuatan senjata, walaupun kekuatannya sangat kecil. “Goliat itu sudah tua dan sakit-sakitan, kami ga perlu tanggapi dia lah,” kata Teguh.
3 komentar:
sudah tua tra usah berulah
bapa waktunya pensiun turun kembali ke NKRI jangan hidup gunung terus di kota lebih indah ee
turun sudah hidup berbaur dengan masyarakat
Posting Komentar